KERAJINAN TEKSTIL


A. Fungsi dan Prinsip Kerajinan Tekstil
1.      Fungsi penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan pada suatu benda atau sebagai pajangan suatu ruang dan tidak memiliki makna tertentu selain menghias. Contohnya hiasan dinding.
2.      Fungsi benda pakai, kerajinan yang dibuat berdasarkan tujuan untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari. Contohnya busana, tas, dan aksesoris.
3.      Fungsi kelengkapan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual. Contohnya ulos. Kain tenun tersebut yang dikenakan saat upacara pernikahan, pemakaman, dan pesta adat lainnya.
4.      Fungsi simbolik, kerajinan tekstil tradisional selain sebagai hiasan juga berfungsi melambangkan hal tertentu yang berhubungan dengan nilai spiritual. Contohnya tapestri, tenun, dan batik yang dibuat dengan motif simbolik.
Adapun prinsip kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai hal-hal berikut.
1. Keunikan Bahan kerajinan
2. Keterampilan Tangan
3. Unsur Estetis
Unsur Hiasan (ornament)

B. Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil
a. Structural Technic
Structural adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari
suatu kerajinan tekstil yang dibentuk dari bahan yang dijalin sesuai
teknik pembuatannya. Misalnya tas yang dibuat dengan teknik rajut.
b. Decorative Technic
Decorative (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan
busana  yang memberikan efek visual dan memperindah penampilan. Misalnya tas kain
katun  yang dijahit, lalu diberi hiasan dengan sulam pita.

Karakteristik struktural technic dan Decorative Technic.
Structural Technic memiliki kecenderungan lebih klasik, unik, rumit dan detail. Karena bentuk kerajinan tekstil yang dibuat dibentuk langsung saat membuat. Sedangkan Decorative Technic memiliki kecenderungan hanya menghias permukaan sebuah benda. Meskipun demikian, DecorativeTechnic memiliki unsur kekutan memperindah sebuah benda menjadi lebih menarik dan anggun dibanding sebelumnya. Oleh karena itu, setelah

C. Proses Produksi Kerajinan Tekstil
1. Tapestri
Tapestri adalah teknik membuat karya tekstil dengan cara menennun benang-benang, serat-serat dan bahan lain.
Bahan untuk pembuatan tapestri.

»  Benang tipis untuk lungsi
»  Benang tebal untuk pakan
Alat untuk membuat hiasan tapestri
»  Kayu spanram yang diberi paku untuk benang lungsi

» Batang kayu

2. Batik
Teknik rintang warna (resist dyeing) pada batik ditujukan untuk mengundang keterlibatan roh pelindung guna menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti berdasarkan lukisan-lukisan yang ada pada dinding goa-goa di Indonesia. Kegiatan merintang warna ini sudah dilakukan oleh manusia purba. Gambar yang paling sering muncul adalah gambar  tapak tangan yang dibubuhi pigmen merah. Jadi, dapat digambarkan bahwa teknik perintangan warna pada pembuatan kain batik ini dipengaruhi oleh konsep kepercayaan.
Tie Dye Adalah kain jumputan atau ikat pelangi atau sasirangan atau ikat celup
Jenis batik :
a. Batik Pedalaman (Klasik)
Batik pedalaman adalah pengkategorian batik yang berkembang di masa lalu. Dahulu pembatik-pembatik hanya ditemui di daerah pedalaman. Selain itu, juga tidak sembarang orang dapat melakukan proses pembatikan, sehingga jarang dijumpai di lingkungan masyarakat luas.
b. Batik Pesisir
Batik pesisir adalah batik yang berkembang di masyarakat yang tinggal di luar benteng keraton, sebagai akibat dari pengaruh budaya daerah di luar Pulau Jawa. Selain itu, adanya pengaruh budaya asing seperti Cina dan India, termasuk agama Hindu dan Budha, hal ini menyebabkan batik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka ragam. Para pembatik daerah pesisir merupakan rakyat jelata yang membatik sebagai pekerjaan sambilan (pengisi waktu luang) yang sangat bebas aturan, tanpa patokan teknis. Oleh sebab itu, ragam hias yang diciptakan cenderung bebas, spontan, dan kasar dibandingkan dengan batik keraton.

Bahan untuk produksi batik :
1) Kain putih
Kain katun putih yang biasa digunakan adalah kain primissima, kain prima, kain merses, kain sutra, dan katun doby. Kain katun lebih mudah menyerap zat warna dengan baik dibanding jenis poliester. Di bawah ini beberapa contoh kain katun.
2) Malam/Lilin
Lilin yang biasa disebut malam ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik.
Sebelum digunakan, lillin atau malam harus dicairkan terlebih dahulu dengan cara
dipanaskan di atas kompor. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap, pada kain tidak mudah copot saat pencelupan, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan  Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk merintang warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi malam.
3) Zat Pewarna Batik
Pewarna batik terdapat dua jenis yaitu pewarna sintetis dan pewarna alami. Pewarna
sintetis berbentuk bubuk, penggunaannya harus dilarutkan air terlebih dahulu. Pewarna
 sintetis untuk batik terdiri dari napthol, indigosol, reaktif, dan frozen.  Sedangkan
pewarna alami berbentuk padat yang direbus dalam beberapa jam, hingga
menghasilkan ekstrak zat warna alamnya. Pewarna alami di antaranya kayu secang,
kulit manggis, daun indigo, dan jelawe.

Alat untuk produksi batik
1) Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting terdiri dari canting tulis dan canting cap. Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya.
2) Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api untuk memanaskan lilin malam. Kompor yang
biasa digunakan adalah kompor dengan bahan bakar minyak. Namun sekarang ini juga
telah banyak digunakan

Dalam proses pembuatan  batik dikenal ada tiga teknik, yaitu teknik cap, teknik tulis, serta teknik campuran cap dan tulis.
Uraikan kegiatan dalam proses pembatikan :
1) Nganji
Pemberian kanji setelah kain dicuci. Kegiatan pemberian kanji dapat dilakukan sesuai keinginan dan kebiasaan.
2) Ngemplong
Penghalusan permukaan kain dengan cara dipukul-pukul menggunakan alat pemukul dari kayu agar kain tidak kaku dan mudah menyerap malam dan warna.
3) Nyungging
Membuat pola di atas  kertas.
4). Nuaplak
Menjiplak pola dari kertas ke kain.
5) Nglowong
Memberi lilin/malam pada kain sesuai pola.
6) Ngiseni
Memberi isian motif ke dalam pola besar.
7) Nembok
Penutupan pada bagian-bagian tertentu dengan malam agar tetap berwarna putih saat dilorot.
8) Nyolet
Memberi warna dengan kuas atau kayu dengan ujung spon.
9) Nyelup
Memberi warna pada kain dengan pencelupan.
10) Mopok
Memberi isian pada latar belakang pola.
11) Nglorod
Membuang lilin/malam yang sudah tidak diperlukan lagi agar motif batik terlihat.
12) Nanahi
Memberi isian dengan malam pada latar belakang pola.
13) Selanjutnya dapat dilakukan pencelupan warna terakhir dan pelorotan.

3. Sulam
Sulam biasa disebut juga dengan bordir, adalah hiasan yang dibuat di permukaan kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang.

Pada umumnya sulaman dengan benang menggunakan beberapajenis tusuk dasar seperti tusuk, jelujur, tikam jejak, silang, flanel, feston, rantai,melekat benang, batang, dan sebagainya. Coba perhatikan pada gambar di bawah ini.
3 jenis hasil akhir sulaman.
Hasil  akhir sulaman dapat dibedakan menjadi berikut ini :
a. Sulam datar, hasil sulaman rata dengan permukaan kain.
b. Sulam terawang (kerawang), hasil sulaman berlubang-lubang seperti menerawang.
c. Sulam timbul, hasil sulaman membentuk tekstur di permukaan kain sesuai motif
    yang dibuat.

pengertian sulam peniti, sulam bayang, sulam renda bangju, sulam pita!
a. Sulam kepala peniti
Sulam kepala peniti merupakan sulaman dengan tekstur menyerupai kepala jarum pentul yang berukuran kecil. DI Sumatra Barat, jarum pentul tanpa kepala warna tersebut dinamai peniti.
b. Sulam bayang
Sulam bayang merupakan jenis sulaman dengan teknik penempatan kain yang
bertindih, kain warna diletakkan pada bagian dalam/bawahkain dasar sedangkan
sulaman dilakukan pada bagian ataskain dasar.
c. Sulam renda bangku
Sulam renda bangku merupakan jenis sulam yang memiliki fungsi sebagai renda baju
atau taplak dan lainnya. Di buat diatas bangku kecil berukuran bulat, maka disebutlah
sulaman renda bangku. Benang yang digunakan cenderung halus dan kecil.
d. Sulam pita
Sulam pita menggunakan pita-pita dengan berbagai ukuran dan ketebalan yang
bervariasi. Sulaman ini menggunakan jarum sulam atau jarum kasur yang memiliki
lubang benang dengan berukuran besar.
4. Jahit Aplikasi
Jahit aplikasi adalah tehnik menghias permukaan kain dengan cara menempelkan guntingan kain pada kain yang berbeda warna dengan dasar kain, selanjutnya diselesaikan dengan jahit tangan teknik sulam yang menggunakan tusuk hias veston

Jenis-jenis jahit aplikasi.
a. Jahit aplikasi standart (onlay)
Jahit aplikasi standard (onlay) adalah teknik membuat benda kerajinan tekstil yang dikerjakan dengan cara membuat gambar pada kain,kemudian digunting dan ditempel pada lembaran kain kemudian diselesaikan dengan teknik sulam. Fungsi jahit aplikasi adalah untuk menghias permukaan kain.
b. Jahit aplikasi pada potong sisip (inlay)
Jahit aplikasi potong sisip adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan
dengan melobangi bagian dasar kain yang telah digambari motif sesuai dengan
rencana. Kain yang sudah berlubang itu pada bagian belakang ditempel kain yang
berbeda warna dan diselesaikan dengan tusuk hias festoon dapat juga dengan mesin

 bordir.
c. Jahit aplikasi pada potong motif
Jahit aplikasi potong motif adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara
memotong motif yang ada pada kain, kemudian ditempel pada permukaan kain. Teknik penyelesaiannya sama dengan jahit aplikasi yang lain.





d. Jahit aplikasi pada lipat potong
Jahit aplikasi lipat potong adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan
dengan tangan atau mesin. Caranya melipat lembaran kain kemudian dipotong sesuai
dengan rencana sehingga hasilnya simetriskemudian ditempel pada dasar kain dan
diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik aplikasi biasanya dikombinasikan dengan 
sulam datar.

e. Jahit aplikasi pengisian
Jahit aplikasi dengan pengisian adalah teknik menghias permukaan kain yang
dikerjakan secara manual atau mesin. Caranya sama seperti pada jahit tindas, bedanya
pada penambahan potongan kain yang berbeda warna. Pengisi susulan dapat juga
ditambahkan dengan penambahan renda dan pita penyelesaian sama dengan
teknik aplikasi yang lain.

Alat produksi jahit aplikasi.
1)     Jarum jahit tangan dan jarum sulam
2) Gunting
3) Jarum pentul dan bantalan jarum
4) Tudung jari dan alat pemasuk benang
5) Pemidangan
6) Pensil/kapur jahit
7) Cukil/pendedel jahitan
8) Seterika

Bahan produksi jahit aplikasi
1). Benang jahit atau benang sulam
 2). Kain bermotif atau polos dan kain felt

Komentar

Postingan populer dari blog ini